"This is not about miles, every mountain has its own beauty to climb"

Archive for 15 August 2010

Catatan Perjalanan Gunung Gede – Menari di Antara Edelweiss Alun-Alun Surya Kencana (Part3)

Pagi itu, pukul 05.00 membangunkan anak-anak untuk segera bersiap-siap untuk summit dan mampir sejenak di Alun-Alun Surya Kencana. Dan seperti biasa, panggilan alam di pagi hari sudah mulai meronta-ronta dan sialnya memang tidak diijinkan untuk membawa golok. Tak bisa dibayangkan bagaimana caranya! (Silahkan dipikirin sendiri, hehe). Semua tenda dan ransel, kami tinggalkan di base camp. Kami hanya membawa daypack satu yang berisi snack dan botol-botol air yang akan kami isi di mata air alun-alun surya kencana. Jalan menuju puncak Gede dipenuhi dengan tugu-tugu hijau yang digunakan untuk berpegangan. Kanan kiri jalur adalah jurang kawah.  Apalagi jalurnya pasir berbatuan lepas. Pemandangan yang sangat mengagumkan. Kawah Gede dengan Puncak Pangrango yang eksotis. Sayang sekali sunrise tidak begitu terlihat karena tertutup awan. Tapi tidak mengurangi keindahan pemandangan di Puncak Gede. Dari sini kami bisa melihat alun-alun surya kencana yang membentang lurus dengan dipagari edelweiss. Allah Maha Agung! “Dan tak pernah berhenti mata ini memandang takjub akan kebesaranMu dari tanah tertinggi” . Tak akan lengkap jika tidak mengabadikan moment di Puncak Gede tanpa foto-foto. Pagi itu, suasana puncak Gede lumayan ramai. Banyak pendaki dari kota-kota lain yang kami temui disini. Saya juga bertemu dengan rombongan orang Australia. Akhirnya aku sampai juga di Gunung Gede, cita-cita dari kuliah. Karena G. Gede identik dengan Soe Hook Gie yang notabene adalah seorang yang aku kagumi.

Alun-Alun Surya Kencana Dari Puncak Gede

Foto Bareng di Puncak Gede

Yang paling unik di puncak ini adalah ketika kami sampai di Puncak Gede, ada yang menawarkan nasi uduk. Waduh, dipuncak Gede ada yang jualan nasi uduk. Akhirnya kami beli 5 bungkus. Lumayan murah 5 ribu aja, lagian kami masih belum sempat untuk masak. Lumayan dapat menambah energi untuk turun ke Alun-Alun Surya Kencana. Jalur dari Puncak ke Alun-Alun Surya Kencana sangatlah ekstrim. Bebatuan yang sangat curam. Kemiringan lebih dari 70 derajat. Turun pada jalur yang menurun, membuat kaki sangat berat karena tumpuan badan ada dipangkal paha. Sempat tergelincir dan terkapar karena saya salah menumpu. Namun akhirnya dengan sabar sejam, kami sampai di alun-alun surya kencana dengan melewati lembah yang ditumbuhi banyak bunga edelweiss. This is very nice view! (more…)


Catatan Perjalanan Gunung Gede – Tanjakan Setan! (Part2)

Dini hari pukul 03.00 kami sampai di pertigaan Cibodas, kami turun dari Bus. Sambutan rasa dingin sudah mulai terasa. Ambil jaket dan coba menghangatkan badan. Kami bertemu dengan team lain dan akhirnya kita patungan untuk naik angkot. Dapatlah 4ribuan untuk sampai ke pasar Cibodas. Dini hari itu, kami mencoba untuk menginap dulu di Pos Pendakian di Taman Nasional Gunung Gede dan Pangrango. Setelah melewati pasar kami menemui bangunan yang sangat megah. Terlihat tulisan Taman Nasional Gunung Gede dan Pangrango. Semua beranggapan bahwa itu adalah villa bukan pos pendakian. Baru tersadar setelah kami jalan jauh dan bertemu dengan team lain. Ternyata benar gedung mewah itu adalah pos pendakian. Tak begitu percaya karena semua pos pendakian yang pernah aku temui tak pernah semegah itu. Kami bercerita mengenai SIMAKSI. Kata team lain, mereka sudah membawa SIMAKSI sehingga dapat langsung melakukan pendakian sedangkan kami masih membawa form draft ijin pendakian yang harus kami tukarkan dengan SIMAKSI. Dan lagi-lagi kami harus menunggu pos pendakian buka pukul 09.00. Akhirnya kami mencari warung untuk istirahat dulu dan ada dari sebagian dari kami, imam dan baha’ sudah terlelap di warung bakso. Dari warung ini kami bertemu dengan Pyan. Orangnya sangat bersahabat dan baik sekali. Banyak cerita yang tercipta dari mulut kami. Namun Pyan datang ke cibodas bukan untuk mendaki ke Puncak tetapi dia ada acara dengan teman-temannya di lembah Mandalawangi. Suara pemilik warung bakso sayup-sayup terdengar saat menyiapkan dagangannya. Jadi sungkan akhirnya subuh itu kami berpindah tempat dan Pyan menawarkan kami untuk istirahat dulu di warung Bu Le’ dekat pasar. Di warung ini terdapat Base Camp pendakinya. Sangat nyaman sekali sehingga team dapat meneruskan tidurnya di karpet merah kecuali aku yang tidak enak jika harus meninggalkan Pyan terjaga sendiri. Fajri dan Noko menjebakku. Haha Sial! Aku jadi tidak bisa tidur.

Base Camp Bu Le’

Foto dari kiri : Rangga, Fajri, Noko, Pyan, Imam dan Baha’ (more…)